Jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia terus bertambah setiap tahun. Di tahun 2021, jumlah pengusaha UMKM mencapai sekitar 64 juta pelaku UMKM. Bahkan, angka ini diprediksi terus meningkat ke depannya.
Peningkatan jumlah UMKM ini membawa pengaruh yang baik bagi perekonomian di Indonesia. Mulai dari penyerapan tenaga kerja hingga peningkatan produk domestik bruto yang cukup besar.
Namun seiring perjalanannya, banyak masalah yang sering dihadapi oleh para pelaku UMKM, di antaranya:
1. Minimnya Modal Usaha Jadi Permasalahan UKM Paling Mendasar
Para pengusaha UMKM seringkali kesulitan dalam mencari modal pembiayaan dari bank, karena banyaknya persyaratan yang belum terpenuhi.
2. Kurang Tahu Bagaimana Cara Membesarkan Bisnis
Permasalahan UMKM selanjutnya adalah minimnya pengetahuan pengusaha UMKM tentang manajemen bisnis yang baik. Banyak pelaku UMKM hanya fokus memproduksi barang, tanpa memikirkan bagaimana strategi ekspansi bisnisnya lebih besar lagi.
3. Kurangnya Inovasi Produk
Saat ini jumlah produk UMKM yang mampu menembus pasar internasional masih sangat sedikit. Salah satu penyebab sulitnya bersaing di pasar mancanegara adalah rendahnya daya saing produk.
4. Kesulitan Mendistribusikan Barang
Permasalahan UMKM selanjutnya terletak pada masalah pendistribusian barang. Selama ini banyak pelaku UMKM kekurangan channel dalam mendistribusikan produknya.
5. Masih Mengandalkan Pembukuan Secara Manual
Banyak yang tidak sadar jika pembukuan secara manual menjadi permasalahan UMKM yang cukup serius. Pembukuan secara manual ini rawan terjadinya kehilangan, kerusakan, dan bahkan kesalahan rekap.
Jika dilihat dari permasalahan yang sering dihadapi oleh UMKM di atas. Maka persoalan modal menjadi masalah yang mendasar bagi para UMKM. Untuk itu UMKM perlu mencari bank atau lembaga pembiayaan yang tepat.
Bank Pinar bisa menjadi solusi UMKM yang tengah mencari modal untuk usaha dengan persyaratan yang mudah, proses cepat dan tidak berbelit, serta bunga flat yang kompetitif.